Sabtu, 19 April 2014

Manusia dan Pandangan Hidup


BAB I

PENDAHULUAN
 

A.  LATAR BELAKANG

Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena pandangan hidup seseorang menentukan juga masa depan seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pedoman, pegangan, arahan dan petunjuk hidup manusia. Pendapat atau pertimbangan merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah waktu dan tempat tinggalnya.

Dengan demikian, pandangan hidup tidak datang secara tiba tiba. Tetapi membutuhkan proses waktu yang lama dan terus menerus. Sehingga pemikiran itu dapat diuji kenyataanya. Hasil pemikiram itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan dan petunjuk yang disebut pandangan hidup.

Pandangan hidup dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam :

ü  Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
 

ü  Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan norma dan kebudayaan yang terdapat pada negara tersebut.

ü  Pandangan hidup yang berasal dari hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.

Apabila pandangan hidup tersebut diterima oleh sekelompok orang, maka pandangan hidup itu disebut ideologi.  

B.  RUMUSAN MASALAH 

Dari makalah yang saya buat, rumusan masalahnnya adalah :

1.    Apa yang kalian ketahui tentang pandangan hidup ?
 

2.    Mengapa kita harus mempunyai pandangan hidup ?


3.    Bagaimana agar pandangan hidup bisa terwujud ?

 
4.    Apa saja yang terdapat dalam unsur unsur pandangan hidup ?


5.    Sebutkan langkah langkah untuk mencapai pandangan hidup yang baik ?
 
 

BAB II

PEMBAHASAN 

Pandangan hidup mempunyai unsur unsur yaitu, cita cita, kebajikan, usaha / perjuangan, keyakinan / kepercayaan. Keempat unsur ini tidak dapat terpisahkan.

C.    CITA CITA

Cita cita adalah apa yang diinginkan dapat tercapai apabila diwujudkan dengan usaha dan perjuangan. Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Apabila cita cita tidak / belum terpenuhi, cita cita tersebut disebut angan angan. Misalnya, ada seorang anak ingin menjadi direktur, tetapi tidak rajin belajar dan tidak belajar dengan baik, ia belum sekolah, tidak mungkin berpikir dengan baik. Sehingga tidak punya kemampuan untuk meraih cita cita. Itu hanya angan angan saja.

Dapatkan seseorang meraih cita cita, ada 3 hal dalam meraihnya yaitu memiliki cita cita, kondisi yang dialami selama mencapai cita citanya dan seberapa tinggikah cita cita yang hendak dicapai. Tergantung dari faktor manusia nya itu sendiri, ada yang tidak mempunyai kemauan, sehingga apa yang dicita citakan hanya khayalan. Hal ini banyak menimpa kalangan remaja sekarang, mereka mempunyai cita cita yang tinggi, tetapi sulit meraihnya. Itu berarti mereka tidak mengukur kemampuan sendiri. Sebaliknya ada remaja yang berambisi untuk meraih cita citanya, sehingga cita citanya ia jadikan sebagai motivasi dalam hidup untuk meraih cita citanya. Cara keras dalam meraih cita cita adalah suatu pengorbanan / perjuangan hidup yang apabila berhasil akan menjadikan dirinya puas.

Faktor kondisi yang mempengaruhi cita cita, faktor yang menguntungkan adalah kondisi yang memperlancar tercapainya cita cita. Faktor yang menghambat, yaitu kondisi yang merintangi tercapainya cita cita.

Faktor tingginya cita cita, pepatah mengatakan, “ bayang bayang setinggi badan”. Artinya raihlah cita cita sesuai dengan kemampuan diri sendiri. Anjuran yang terakhir ini menyebabkan seseorang secara bertahap untuk meraih cita citanya. Pada umumnya dilakukan dengan penuh pertimbangan sesuai dengan kemampuan saat itu dan kondisi yang dilaluinya.

D.  KEBAJIKAN

Kebajikan atau kebaikan, merupakan perbuatan yang mendatangkan manfaat pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma norma agama dan etika.

Manusia berbuat baik, atas kodratnya manusia itu baik dan bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang mempunyai jiwa dan raga. Manusia mempunyai pendapat sendiri , ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri bahkan cita citanya. Sehingga manusia tidak mengenal kebajikan.

Manusia sebagai makhluk Tuhan, diciptakan Tuhan untuk dapat berkembang karena Tuhan. Untuk itu manusia dilengkapi dengan kemampuan jasmani dan rohani juga fasilitas alam.

Untuk melihat apa itu kebajikan, ada tiga hal segi yaitu manusia sebagai makhluk pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, dan manusia sebagai makhluk Tuhan.

Sebagai makhluk pribadi, manusia dapat menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati, suara hati adalah semacam bisikan di dalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku. Jadi suara hati adalah hakim untuk diri sendiri.  Sebab, nilai suara hati sangat besar dan penting dalam kehidupan manusia.

Suara hati selalu memilih yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk berbuat yang baik bagi dirinya sendiri. Oleh karena itu, kalau seseorang berbuat sesuatu sesuai dengan suara hatinya, maka orang tersebut pasti perbuatannya baik. Sebaliknya, jika seseorang berbuat berlawanan dengan suara hatinya maka orang tersebut pasti perbuatannya buruk. Misalnya suara hati berkata, “tolonglah orang yang menderita itu”, dan kita menolongnya, maka kita berbuat kebajikan. Sebaliknya, apabila hati kita berkata demikian, namun kita seolah olah tidak mendengarkan suara hati kita, maka munafiklah kita.

Setiap masyarakat adalah kumpulan pribadi pribadi, sehingga setiap suara masyarakat pada hakekatnya adalah kumpulan suara hati pribadi pribadi dalam masyarakat itu. Sebagaimana suara hati masyarakat pasti selalu meninginkan yang terbaik, maka masyarakat yang terdiri atas pribadi pribadi itu pun pasti suara hatinya juga menginginkan yang baik untuk kehidupan masyarakat. Sebab itu jika benar benar berdasarkan pada suara hati tiap anggotanya, suara hati masyarakat pada dasarnya baik.

Jadi baik atau buruknya itu tergantung dari suara hati diri sendiri. Meskipun demikian harus dinilai dan diukur menurut suara atau pendapat umum.

Sebagai makhluk Tuhan, manusia pun harus mendengarkan suara Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan manusia agar berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur perbuatan  baik dan buruk harus dengarkan pula  suara Tuhan atau kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan atau suara Tuhan berbentuk hukum agama.

Jadi, kebajikan itu harus berdasarkan suara hati diri sendiri, suara hati masyarakat, dan suara Tuhan. Kebajikan berarti sopan santun, ramah terhadap siapa pun, berbahasa baik, bertingkah laku baik dan berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.

Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang terselubung kebajikan, kebajikan semu sangat berbahaya, karena pelakunya orang orang munafik, yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.

Kebajikan nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya. Karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku masing masing, sehingga setiap orang memiliki tingkah laku yang berbeda beda.

Faktor faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal, yaitu faktor pembawaan (heriditas), yang telah ditentukan sejak kia masih dalam kandungan. Pembawaan hal yang diturunkan oleh orang tua. Tetapi mengapa mereka yang saudara kandung berbeda pembawaannya? Hal itu disebabkan karena sel sel benih yang mengandung faktor faktor penentu (determinan) berjumlah sangat banyak. Namun mereka yang saudara, memperlihatkan kecondongan rata rata, yaitu sifat rata rata oleh mereka yang saudara kandung (prinsip regresi filial). Pada masa konsepsi atau pembuahan itulah terjadi pembentukan temperamen seseorang.

Faktor kedua yang mempengaruhi tingkah laku adalah lingkungan, lingkungan yang membentuk seseorang yang  alam yang kedua yang terjadi setelah seseorang anak lahir. Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga, orang tua merupakan panutan bagi anak anak. Apabila orang berperilaku baik, maka si anak akan meniru perilaku tersebut. Dalam lingkungan sekolah, guru dan teman teman yang mempengaruhi perilaku seseorang. Yang ketiga adalah masyarakat, yang menjadi panutan seseorang, setelah anak anak telah duduk di perguruan tinggi atau telah menjadi dewasa. Karena itu, pada umumnya anak anak yang tinggal di perkotaan lebih terampil dibandingkan di pedesaan. Namun anak anak yang tinggal di pedesaan lebih unggul dalam hubungan bermasyarakat dibandingan anak anak yang tinggal di perkotaan.

Faktor ketiga yang mempengaruhi tingkah laku adalah pengalaman. Baik itu pengalaman buruk maupun pengalaman baik. Mungkin sekali, bahwa berdasarkan pengalaman berdasarkan hati nurani seseorang mau menolong, tetapi karena memiliki pengalaman pahit saat menolong seseorang maka hati nurani tersebut tertahan, sehingga niatnya untuk membantu di urungkan. Belajar dari pengalaman hidup ini yang merupakan pembentukan budaya dalam diri seseorang.

E.  USAHA DAN PERJUANGAN

Usaha dan perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita cita. Setiap manusia harus usaha dan kerja keras. Karena sebagian hidup manusia adalah kerja keras dan usaha. Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempurna.

Kerja keras dapat diwujudkan dengan otak/ilmu maupun jasmani/rohani. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia.

Dalam agama pun diperintahkan untuk kerja keras. Seperti hadis nabi Muhammad SAW, yang ditujukan kepada para pengikutnya, “Bekerjalah kamu seakan akan kamu hidup selama lamanya, dan beribadalah kamu seakan akan kamu akan mati besok.” Allah berfirman dalam Al Qur’an Surah Ar Ra’du  ayat 11 : “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, kecuali jika mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” Dari hadist dan firman Allah seperti ini berarti kita perlu kerja keras untuk memperbaiki nasib kita sendiri.  

Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas antara fisik dan keahlian/ketrampilan.

Karena manusia memiliki cinta kasih dan rasa kebersamaan antar sesama manusia, ketidakmampuan atau kemampuan terbatas yang menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran dapat diatasi dengan tolong menolong.

Dalam negara yang menganut ideologi liberalisme, kesadaran individu yang berperan untuk membantu individu yang lain yang kurang/tidak mampu bekerja keras dalam memperoleh kehidupan yang layak. Jika individu tidak memiliki kesadaran yang tinggi, maka akan muncul persaingan bebas. Sebaliknya, negara yang menganut ideologi komunisme, negara yang lebih berperan mengatur usaha/perjuangan warga negara. Setiap warga harus patuh dan tunduk dengan ketentuan yang dibuat oleh negara, bahkan dengan paksaan dan kekerasan. Walaupun tujuannya adalah untuk kemakmuran suatu negara, namun tidak sesuai dengan harkat dan martabat manusia. Padahal manusia diciptakan oleh Tuhan yang memiliki harkat dan martabat.  

F.   KEYAKINAN / KEPERCAYAAN

Keyakinan/kepercayaan menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kepercayaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu aliran naturalisme, aliran intelektualisme dan aliran gabungan.

ü  Aliran Naturalisme

Hidup manusia dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan itu dari natur, dan berasal dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya kepada Tuhan, natur itulah kekuatan tertinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dengan hukum hukumnya, secara mutlak dikuasai Tuhan.

            Aliran Tuhan berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan atau tidak ada Tuhan. Lalu mana yang benar ? yang benar adalah keyakinan. Jika kita percaya kepada Tuhan, maka kita menganggap Tuhan itu ada. Jika ada yang tidak percaya adanya Tuhan, maka dianggap Tuhan tidak ada yang ada hanya natur.

            Bagi yang percaya Tuhan, manusia diciptakan oleh Tuhan. Karena itu, manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agama ada dua macam yaitu :

1.    Ajaran agama dogmatis, yang disampaikan oleh Tuhan melalui para nabi, ajaran agama dogmatis bersifat absolut (mutlak). Seperti yang terdapat dalam Al Qur’an dan hadist. Bersifat tetap dan tidak berubah ubah.

2.    Ajaran agama dari para pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran manusia, bersifat relatif (terbatas). Ajaran agama para pemuka agama termasuk kebudayaan, terdapat dalam buku buku agama yang ditulis oleh para pemuka agama. Bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman.

 

ü  Aliran intelektualisme

Dasar aliran ini adalah logika/akal. Manusia mengutamakan akal untuk berpikir. Manusia yakin bahwa dengan akal kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses. Akal berasal dari bahasa Aarab, yang berarti kalbu, yang berpusat di hati, sehingga timbul “hati nuran

ü  Aliran Gabungan

Dasar aliran ini adalah akal dan kekuatan gaib, kekuatan gaib berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan merupakan dasar keyakinan. Sedangkan akal berasal dari kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun rasa(hati nurani). Jadi, apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani.

G.  LANGKAH LANGKAH PANDANGAN HIDUP YANG BAIK

Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walaupun bagaimana bentuknya. Kita seharusnya mempunyai langkah langkah berpandangan hidup, karena dengan mempunyai langkah langkah, kita dapat memperlakukan pandangan hidup sebagai sarana dalam mewujudkan cita cita. Berikut ini merupakan langkah langkahnya :

ü  Mengenal

Mengenal tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Kita sebagai makhluk yang bernegara dan beragama pasti mempunyai pandangan hidup juga dalam beragama, khususnya Islam, kita mempunyai pandangan hidup yaitu Al Qur’an, Hadist, dan Ijmak Ulama, yang merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.

ü  Mengerti

Tahap mengerti adalah tahap yang untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Maksudnya Mengerti adalah mengerti terhadap pandangan hidup sendiri. Mengerti terhadap pandangan hidup di sini memegang peranan penting. Karena dengan mengerti, ada kecenderungan mengikuti apa yang terdapat dalam pandangan hidup.

ü  Menghayati

Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup, yaitu menghayati pandangan hidup sendiri. Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan pandangan hidup sendiri. Dalam sikap penerimaan pandangan hidup ini ada dua alternatif yaitu penerimaan secara ikhlas dan penerimaan secara tidak ikhlas. Bila dalam mengerti dan menghayati ini ada penerimaan secara ikhlas, maka langkah selanjutnya akan memperkuat keyakinannya.

ü  Meyakini

Meyakini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya. Dengan meyakini berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadap pandangan hidup sendiri. Adanya sikap menerima secara ikhlas maka ada kecenderungan untuk selalu berpedoman kepadanya tingkah laku dan tingkah tanduknya selalu dipengaruhi oleh pandangan hidup yang diyakininya. Sebab dengan iman yang teguh ini dia tak akan terpengaruh oleh pengaruh dari luar dirinya yang mudah tersugesti. Dalam kasus tertentu ada pula orang yang meyakini, tetapi karena imannya tipis maka terpaksa melanggar ketentuannya.

ü  Pengabdian

Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya sendiri maupun orang lain.  Oleh karena itu, seharusnya mengabdi kepada orang tua kita dengan perwujudannya yang berupa perbuatan yang menyenangkan hatinya. Artinya apapun yang menjadi hambatan dan tantangan untuk tidak mengabdi kepadanya harus ditumbangkan.

Mengamankan
            Mungkin sudah merupakan sifat bahwa bila sudah mengabdikan diri kepada suatu pandangan hidup lalu ada orang lain yang mengganggu tentu dia tidak menerima dan bahkan cenderung untuk mengadakan perlawanan. Langkah yang terakhir  merupakan langkah yang terberat dan benar benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggu.



BAB III


KESIMPULAN 


Kesimpulan dari topik pembahasan ini adalah setiap manusia mempunyai pandangan hidup berbagai macam. Karena pandangan hidup mempengaruhi masa depan seseorang. Tetapi, pandangan hidup mempunyai unsur unsur yaitu cita cita, kebajikan, usaha / perjuangan dan keyakinan / kepercayaan.

 Selain itu, untuk mencapai pandangan hidup juga membutuhkan langkah langkah yang baik, yaitu mengenal, mengerti, menghayati, meyakini dan pengabdian. Langkah langkah ini saling berkaitan. Oleh sebab itu, sesuaikan pandangan hidup dengan kemampuan kita. Jangan sampai kita memaksakan diri padahal kita tidak mampu melakukannya. Ingat tetap berpegang teguh kepada keyakinan kita.
 
DAFTAR PUSTAKA
 
Nugroho, Widyo. Ilmu Budaya Dasar. Gunadarma. Jakarta:1994.
 
Nama    : Asri Safirannisa
Kelas     : 1IA02
Jurusan : Teknik Informatika

 
 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar